.jpg)
Hari ini bisa dibilang hari Selasa paling kelabu buat saya dan juga Naposo Sitio Sejabodetabek (seluruh keluarga Sitio dan Purba pun juga). Saya pribadi kehilangan sosok Abang yang sangat lucu, Bang Janwa Ricardo Sitio. Di umur yang sangat muda => 26 tahun, dy pergi meninggalkan kami adik-adiknya disini. Memandang tak percaya kepeti matinya. Kami berharap dy tidur, bukan menutup mata untuk selama-lamanya. Bang Cardo, entah kenapa ketika kami melihat jenazahnya ditempat tidur barunya, terlihat tersenyum. Kadang di mobil ketika kami mengantarkannya ke tempat peristirahatannya yang terakhir, kami berandai-andai Bang Cardo bangun dari tidurnya. Dan seperti biasa melakukan kebiasaan lucunya, melawak dan bilang : “bweee, kenapa pada nangis? Orang gw Cuma becanda!”. Sesaat pikiran itu membuat kami tertawa, walalupun agak menyakitkan karena itu tidak pernah terjadi. Selama di mobil, banyak hal yang kami ingat-ingat tentang dy, banyak hal juga yang kami sesalkan, karena Tuhan terlalu sebentar member waktu kepada kami Naposo Sitio Sejabodetabek untuk mengenal almarhum. Bang, andai saja bisa diputar waktu, andai saja kami ada semenit saja sebelum abang pergi ninggalin rumah Bevy, kami pasti bisa mengubah semua cerita sedih ini. Tidak perlu ada orang-orang berdiri menatap sedih ke peti mati mu bang. Tidak perlu ada teriakan isak tangis pilu dari Inang uda bang. Tidak ada sikap mematung diam seperti yang dilakukan Uda bang. Gak ada bang Viktor, yang diam dan duduk didepan peti mu dan bilang : “Cardo, lo janji untuk kerja bareng sama gw do. Kenapa lo pergi duluan? Lo janji kita bareng-bareng”. Gak ada isak tangis dari mamanya abang Viktor yang teriak bilang “siapa yang teriak-teriak kalau dating kerumah do, Tante, aku datang”. Dan masih banyak lainnya. Dan buat saya pribadi, tidak ada sosok abang yang lucu dan juga sosok abang yang menjaga rahasia kenalan adenya bang. Rahasia itu Cuma gw, abang, uda fery, sama bevy yang tau. Gak ada kata-kata : “beres inanguda”.
Kemarin kita sempet merenung di mobil. Kenapa gak ada tanda-tanda perpisahan dari bang Cardo ya buat kita? Tetapi ketika kami coba merunut kembali, ternyata banyak sekali tanda-tanda yang kau berikan ya bang.
1. Ketika dirumah opung, kamu diam bang. Gak seperti biasanya yang suka ketawa. Gak mau nglyat ke foto ya bang? Setelah dipaksa baru kamu mau bang. Ini dy kenangan terakhir kami sama kamu bang..arisan pertama dan arisan terakhir yang kau ikuti.
2. Ketika pergi kerumah k Risma untuk arisan
Gw : abang, dimana?
Bang cardo : de, baru bangun gw. Masih dirumah. Kenapa?
Gw : gak ikut arisan?
Bang Cardo : gak de. Kamu dimana?
Gw : dirumah sakit Uki bang. Kita tunggu sini ya. Cepetan bang, biar kita pergi.
Bang Cardo : ngapain de?
Gw : (ngelus2 dada, akhirnya memutuskan untuk pergi) kita duluan ya bang. Gak enak uda ditunggu K risma.
Bang cardo : oke. Salam buat yang lain.
Gw : iya bang. Nanti ikut ya arisan selanjutnya.
Bang Cardo : pasti. Kabarin saja.
*yang entah kenapa menjadi penyesalan buat saya sampai sekarang. Seandainya saja saya mau menunggu sebentar saja, mungkin akan bertambah kenangan kami dengan mu bang.
3. Ketika kamu memberi komen di status ku bang. Padahal jarang banget kan abang komenin status saya?
Seandainya boleh diputar waktu bang, coba abang pergi membawa KTP dan HP saat itu bang. Coba abang gak pisah sama bang Viktor. Coba abang pulang sama bang Viktor, mungkin abang masih disini ya bang. Kenapa abang gak bawa semua identitas? Apa abang uda kepikiran? Abang..abang..selamat jalan bang. Sampai akhir hidup mu pun kamu selalu saja tersenyum. Kamu gak seperti pergi untuk selamanya bang. Tapi seperti orang tidur. Kamu ganteng bang, masih gak percaya kamu pergi bang.
Mungkin kalau dipikir-pikir, dy memang bukan abang kandung saya, tetapi kenapa saya begitu sedih? Simple, entah kenapa sejak pertama bertemu dengan alm. Abang, saya sangat suka dengan pribadinya. Sesosok pribadi cowo yang gak neko-neko dan sangat suka melucu. Dan entah kenapa sangat membekas dihati saya. Pertama kali sewaktu mendengar dy meninggal, saya shock. Kenapa? Saya teringat terkahir kali dy member comment ke status saya. Menanyakan dompetnya yg entah kemana. Kebiasaannya yang slebor, selalu membuat saya tertawa dan selalu bilang “makanya bang, kalo punya barang dipenitiin bang” ketika bertemu dengan dia. Saat saya mengucapkan kata-kata perpisahan didepan keluarganya, entah kenapa air mata tiba-tiba mengucur dengan derasnya, saya bertanya dalam hati saya, kenapa? Padahal kalau diingat-ingat tidak begitu banyak kenangan saya dengan dy. Tapi entah kenapa, sekan-akan dy sudah menjadi bagian keluarga kami yang sangat dekat. Begitu juga dengan abang kandung saya yang sangat jarang sekali bisa memuji orang. Tapi dengan gaya dinginnya : dy berkata, Cardo adalah sosok yang sangat asik dan sangat berarti bagi kami. Tak pelak saya juga menjadi miris ketika saya melihat ayah saya menangis. Semuanya menjadi makin miris, ketika saya dan pemuda-pemudi memberikan foto kenangan ke bapa uda dan inang uda. Bang Cardo memang masih muda, dy bukan orang penting seperti pejabat-pejabat. Bukan seorang artis terkenal sepeti di TV2, tetapi entah kenapa banyak sekali orang yang melayat ke rumahnya. Percaya gak percaya, jalur di cililitan yang seharusnya 3 jalur, hanya menjadi 1 jalur. 2 jalurnya dipakai untuk parikiran mobil orang yang melayat. Bang, saya sangat bangga mempunyai abang sepertimu bang, karena di akhir hidupmu, semua orang tidak ada yang memberikan kenangan-kenangan buruk dengan mu bang. Semuanya memberikan cerita-cerita lucu dan juga kebaikan-kebaikan mu bang. Mungkin ini jalan terbaik buat mu ya bang? Karena abang orang yang baik, makanya Tuhan gak mau jauh-jauh dari dirimu ya bang? Tenang ya bang kamu disana. Kami disini selalu akan mengenang mu bang. Kita bakal selalu mendoakan mu bang. Datangilah kami, ketika kami melupakan mu. Semoga dengan kepergian mu, kami menjadi lebih dekat satu sama lain. Semoga dengan kepergian mu, digantikan oleh naposo-naposo Sitio yang lain untuk ikut arisan ya bang. Selamat jalan bang. We love you, always have always will.
Ini kenang-kenangan dari kami buat mu bang, semoga suka ya bang. Ps: waktu abang wisuda cakep bang =). Tersenyumlah selalu bang buat kami. Selamat jalan bang.
Ini bunga dari kami. Maav kami hanya bisa memberikan ini kepada mu bang. Kami gak tau bunga kesukaan abang. Tapi terimalah bang, sebagai tanda saying kami padamu bang.
Kata-kata terakhir buat mu bang :
o Liat tu bang, banyak cewe-cewe nangisin kepergian lo bang
o Bang, maav ya gak semua naposo kumpul, tapi ini semua tulus dari kita buat mu bang. Tega dirimu ya bang, ninggalin kami. Janga tersenyum bang! =) selamat jalan abang penguasa mayasari =)
o Suda ditinggalin rokok disekeliling kuburan mu, nikmatilah bang untuk terakhir kali ya bang.
o Kasih tau kami kalau abang kangen sama kami. =)
Kita juga nyekar ke makam Opung sama Amangboru. Saya minta maav baru sempet nyekar sekarang. Opung and Amangboru, jaga Bang Cardo disana. Baik-baik kalian disana ya, kalau perlu buat arisan juga =p. Tuhan Memberkati kita semua. Amin
Kita juga nyekar ke makam Opung sama Amangboru. Saya minta maav baru sempet nyekar sekarang. Opung and Amangboru, jaga Bang Cardo disana. Baik-baik kalian disana ya, kalau perlu buat arisan juga =p. Tuhan Memberkati kita semua. Amin
